Benarkah Islam itu satu ? Kenapa banyak sekali "Merk"nya ?

Pada dasarnya Islam itu satu dan tidak ada duanya. Hanya saja yang membuatnya "terbelah" dan terbagi adalah pada cara memahami dan mengamalkannya. Sehingga tidak terhindarkan yang namanya khilafiyah (perbedaan pendapat/pandangan) sehingga membentuk kelompok, mazhab dan firqah.

Dalam disiplin ilmu agama, yang kelihatan sekali khilafiyah misalnya ilmu fiqh. Sehingga dari khilafiyah itu lahirlah mazhab-mazhab fiqh. Dan begitu juga dengan disiplin ilmu agama lainnya.
Hanya saja yang paling mencolok dan diperdebatkan dari masa ke masa adalah ilmu fiqh.

Islam memaklumi soal perbedaan itu. Yang tidak dibenarkan adalah perpecahan yang mengakibatkan permusuhan dan peperangan. Karena perbedaan itu tercipta agar saling mengenal (ta`aruf) sehingga melahirkan ketakwaan dalam bentuk tasamuh (lapang dada) dan tafahum (saling mengerti) sebagaimana yang ditegaskan Allah dalam Quran surah Al-Hujurat ayat 13.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ [٤٩:١٣] 
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. 

Yang dilihat oleh Allah adalah ketakwaan seseorang maupun kelompok dalam bentuk saling mengenal. Sehingga terciptalah kehidupan yang saling mengisi dan berbagi. Bukan saling mendengki mencaci dan berkelahi.

Dari awal alam ini tercipta dua perbedaan. Yaitu langit dan bumi. Makhluk ghaib dan nyata. Timur dan barat. Siang dan malam. Beriman dan kafir. Dan serusnya. Agar khususnya manusia sebagai pemegang amanat oleh Allah untuk mengurus bumi mengetahui dan mengerti terhadap apa hikmah dari tercipta perbedaan itu oleh Allah swt. makanya ada ungkapan perbedaan itu adalah rahmat. Artinya, perbedaan itu bukan untuk dipertikaikan tetapi didamaikan. Dan kedamaian itu bagian dari rahmat Tuhan.

Tidak terbayang bila Tuhan hanya menciptakan jenis laki-laki saja tanpa adanya jenis perempuan. Dan begitupula dengan sebaliknya. Justru keduanya saling membutuhkan dan memberi.

Memang ada batasan-batasan perbedaan yang dapat dimaklumi dan ada juga perbedaan yang mesti diperbaiki. Itupun secara teknis, bukan prinsip. Yang terpenting adalah bila ingin memperbaikinya maka mengutamakan kebaikan dan kemanfaatan melalui cara pandang dan sikap benar menurut agama dengan mampu membedakan mana prinsip dan mana teknis.

Dan untuk mencapai hal yang dimaksud diperlukan wawasan keislaman yang luas dan cerdas sebagai wujud dari iman dan takwa kepada Allah swt. Oleh karena itu perbaiki cara pandang dan berfikir serta bertindak. Wallaahu a`lam bissowab

Nuzul Quran mengingatkan agar ummat mau memahami sejarahnya

Sudah menjadi kebiasaan setiap tahunnya di bulan ramadhan, ummat Islam pada umumnya mengadakan peringatan Nuzul Quran yang diyakini turun pada tanggal 17 Ramadhan.

Memang soal kepastian tanggal turunnya itu, para ulama berbeda pendapat. Tetapi kesamaannya adalah turunnya di bulan ramadhan. Hal ini sesuai dengan yang dikabarkan oleh Al-Quran secara jelas dalam Quran surah Al-Baqarah ayat 185;
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ﴿البقرة: ١٨٥﴾   
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (2: 185)

Dan diturunkan pada malamnya terdapat di dalam Quran surah Ad-Dukhan ayat 3 ;
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُّبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ ﴿الدخان: ٣﴾   
sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. (44: 3)

dan surah Al-Qadr ayat 1
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ ﴿القدر: ١﴾   
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. (97: 1)

Mengenai mengadakan peringatan Nuzul Quran sebagaimana peringatan-peringatan lainnya seperti maulid nabi, Isra` Mi`raj dan sebagainya, memang ada yang tidak sependapat dan dikategorikan sebagai bid`ah. Karena di masa nabi dan para sahabat tidak pernah mengadakan peringatan seperti itu. Dan pendapat itu boleh-boleh saja. Mungkin niatnya sebagai peringatan juga bahwa tidak semua di dalam agama ini, yaitu Islam bisa diada-adakan semaunya. Itulah kelebihan Islam dibandingkan dengan agama lainnya. Islam memiliki pakem yang jelas. Sehingga kemungkinan orang untuk merubah dan berusaha menyimpangakan agama ini mustahil terjadi, kecuali bila ummat ini tidak peduli dengan agamanya. Maka penulis meyakini bahwa peringatan ini boleh saja dilaksanakan agar ummat teringat kepada Al-Quran dan sejarahnya. Dan yang terpenting pada prinsipnya tidak ada unsur syirik dan menyalahi syariat yang berlaku dalam Islam.

Lalu, apa yang perlu diingat dari peringatan nuzul Qur`an ini ?

  1. Hendaknya ummat mau dan selalu membaca dan memahami sejarah bagaimana Al-Quran ini diturunkan. Apakah melalui peringatan ini atau membaca buku-buku sejarah Islam atau mendengarkan kajian-kajian yang berkaitan dengan ini.
  2. Meskipun ummat disuguhkan berbagai disiplin ilmu keagamaan dan berpegang pada suatu mazhab, tetapi hendaknya pemahaman dan pengamalan itu di kembalikan kepada Al-Quran sebagai pedoman hidup. Karena kebanyakan ummat berpegang kepada kata ustadz, kata kiyai dan kata si anu dalam persoalan agama. Semestinya beragamalah dengan Al-Quran secara utuh dan komprehensif. Memang, pada disiplin ilmu keagaaman itu sumbernya dari Al-Quran tetapi tidak ada salahnya ummat mesti paham juga pada sumbernya. Namun tetap saja dengan disiplin ilmu. Bukan sembarangan juga.
  3. Nuzul Quran mengingatkan bagi ummat yang lalai dari Al-Quran yang mungkin saja selama ini kurang perhatian terhadapnya untuk dibaca dan dihafalkan ayat-ayatnya. Padahal di masa kekinian, Al-Quran semakin mudah dibaca dan dihafal sejak kehadiran smartphone (ponsel pintar). Di dalamnya bisa diinstall melalui google playstore pada android. Sekarang tinggal manusianya, mau atau tidak memanfaatkan kemudahan itu.
Barangkali 3 hal ini yang ingin penulis sampaikan pada peringatan Nuzul Quran kali ini. Mudah-mudahan bermanfaat. Wallaahu a`lam bissowaab.

CORONA (COVID-19) itu adalah VIRUS

Yang namanya virus itu umumnya menularkan atau dapat berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Akibatnya yang ditularkan bisa sakit bahkan lebih daripada itu. Tergantung jenis virusnya dan kekebalan tubuh bagi yang menerimanya (penderitanya).

Diketahui bahwa CORONA (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan (selengkanya baca di situs WHO). Penularannya menurut informasi sampai saat ini sudah mengelilingi dunia. Yang menghebohkan adalah dapat menimbulkan kematian yang tidak kalah seriusnya dengan virus-virus lainnya. Penularannya melalui sentuhan tangan, bersin dan batuk. Akibatnya dikeluarkan kebijakan dari pihak berwenang agar masyarakat membatasi diri dan jaga jarak (physical and social distancing). Dengan demikian, berdampak kepada kehidupan sosial dan ekonomi.

Penulis sengaja mengangkat tema ini yang berjudul CORONA atau COVID-19 itu adalah Virus bermaksud memberi pandangan dan pemikiran kepada kita semua yang mungkin menganggap bahwa ini bukan sekadar virus semata. Tetapi ada konspirasi dan seterusnya.

Orang berfikiran dan beragumen itu biasa-biasa saja. Tetapi dampak dari fikiran dan argumen serta opini bagi kebanyakan orang menjadi tidak biasa. Akibatnya menimbulkan kecemasan, kepanikan bahkan juga berujung kematian yang dikarenakan bukan karena CORONA nya. Tetapi akibat fikiran, argumen serta opini tadi.

Bila dikaitkan dengan agama (ISLAM) bahwa virus itu adalah suatu penyakit menular yang bagi manusia wajib memelihara dan mencegah dirinya. Dan mengenai hal ini, di masa nabi dan para sahabat pernah mengalami hal sejenis. Maka perintahnya adalah bila mendengar wabah, virus di suatu tempat maka jangan memasukinya atau bila di suatu tempat dimana virus itu berada maka jangan keluar dari situ agar tidak menularkan.

Dan agama memang sangat serius soal kebersihan dan kesehatan. Bahkan ini merupakan dari iman. Makanya kalau diperhatikan bahwa agama melarang manusia memakan yang haram agar tidak sakit. Shalat mesti berwudhu` agar bersih dan seterusnya.

Jadi, penulis ingin mengatakan bahwa cerdaslah kita sebagai ummat Islam bahwa terhadap sesuatu itu dalam hal ini virus adalah virus. Dan cara menyikapinya adalah menghindari dan menjauhi diri dari virus tersebut. Karena ada yang menganggap macam-macam. Semestinya mungkin virus ini akan segera berakhir menjadi kesenangan "beliau" ini. Karena ada yang menganggap dirinya bukan virus biasa.

Virus ini mengingatkan pentingnya kebersihan dan kesehatan diri dan lingkungan. Dan dianggap propaganda dan konspirasi sepertinya sangat berlebihan. kalaupun benar adanya, mudah-mudahan propaganda dan konspirasinya gagal total. Kenapa ? Sebagai orang yang mengaku beriman dan bertakwa kepada Allah maka pasti meyakini bahwa makar atau konspirasi buruk buatan manusia tidak ada apa-apanya di bandingkan Allah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Mari kita kembalikan akal sehat yang Allah berikan. Jadikan CORONA ini sebagai virus yang mengingatkan kepada kita bahwa pentingnya kesehatan dan kebersihan diri dan lingkungan. Biarkan para ahli dan pekerja kesehatan menyelesaikan tugasnya. Dan semoga Allah senantiasa memberikan kekuatan tubuh dan keimanan yang kokoh menghindari virus ini serta atas izinNya mengakhirkan virus ini pada waktunya. Mudah-mudahan kita tetap dalam keadaan sehat wal `afiat dan dapat kembali beraktivitas seperti biasanya. Amin yaa rabbal `aalamiin.

Walaahu a`lam bissowaab.

Hijrah mengingatkan bahwa manusia itu makhluk dinamis dan bukan statis

Manusia adalah makhluk bergerak sebagaimana makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Itu makanya diberi kaki untuk berjalan, berlari dan melompat. Gun...