Dalam disiplin ilmu agama, yang kelihatan sekali khilafiyah misalnya ilmu fiqh. Sehingga dari khilafiyah itu lahirlah mazhab-mazhab fiqh. Dan begitu juga dengan disiplin ilmu agama lainnya.
Hanya saja yang paling mencolok dan diperdebatkan dari masa ke masa adalah ilmu fiqh.
Islam memaklumi soal perbedaan itu. Yang tidak dibenarkan adalah perpecahan yang mengakibatkan permusuhan dan peperangan. Karena perbedaan itu tercipta agar saling mengenal (ta`aruf) sehingga melahirkan ketakwaan dalam bentuk tasamuh (lapang dada) dan tafahum (saling mengerti) sebagaimana yang ditegaskan Allah dalam Quran surah Al-Hujurat ayat 13.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ [٤٩:١٣]
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. Dari awal alam ini tercipta dua perbedaan. Yaitu langit dan bumi. Makhluk ghaib dan nyata. Timur dan barat. Siang dan malam. Beriman dan kafir. Dan serusnya. Agar khususnya manusia sebagai pemegang amanat oleh Allah untuk mengurus bumi mengetahui dan mengerti terhadap apa hikmah dari tercipta perbedaan itu oleh Allah swt. makanya ada ungkapan perbedaan itu adalah rahmat. Artinya, perbedaan itu bukan untuk dipertikaikan tetapi didamaikan. Dan kedamaian itu bagian dari rahmat Tuhan.
Tidak terbayang bila Tuhan hanya menciptakan jenis laki-laki saja tanpa adanya jenis perempuan. Dan begitupula dengan sebaliknya. Justru keduanya saling membutuhkan dan memberi.
Memang ada batasan-batasan perbedaan yang dapat dimaklumi dan ada juga perbedaan yang mesti diperbaiki. Itupun secara teknis, bukan prinsip. Yang terpenting adalah bila ingin memperbaikinya maka mengutamakan kebaikan dan kemanfaatan melalui cara pandang dan sikap benar menurut agama dengan mampu membedakan mana prinsip dan mana teknis.
Dan untuk mencapai hal yang dimaksud diperlukan wawasan keislaman yang luas dan cerdas sebagai wujud dari iman dan takwa kepada Allah swt. Oleh karena itu perbaiki cara pandang dan berfikir serta bertindak. Wallaahu a`lam bissowab
No comments:
Post a Comment