Memang di dalam kitabNya bahwa Iblis menerima pengusiran Tuhan dan bukannya meminta ampun malah memohon izin supaya diberi kebebasan menyesatkan keturunan Adam as. sampai hari kiamat untuk menemaninya di neraka di akhirat. Sampai disini merupakan dalil bahwa Iblis dendam kepada Adam as. dan keturunannya.
Sementara Adam as. mungkin "merasa" dimuliakan Allah dengan mempersilahkan tinggal di surga, padahal sebenarnya Tuhan menetapkannya tinggal di bumiNya sebagai khalifah (penguasa, pengelola). Boleh jadi sebagai "ujian" sebelum turun ke bumiNya dengan mempersilahkan menikmati yang ada di surga dan menetapkan sebuah larangan mendekati pohon. Dan yang terjadi adalah kedurhakaan terhadap larangan Tuhan yang menyebabkan Adam as. terusir dari surga. Dalam hal ini, Adam as. bisa disebut "gagal", karena melanggar larangan Tuhan tetapi bisa disebut "berhasil" karena mampu mengakui kesilapan dan kesalahannya dengan berdoa kepada Tuhan serta bersedia turun ke bumi yang sebetulnya itulah tempat yang dituju Adam as. sebagai khalifah bumi.
"Fokuskan perhatian kepada pelanggaran Perintah Tuhan (Iblis) dan pelanggaran Larangan Tuhan (Adam as.). Dari kedua kasus, mana yang lebih berat ? Memang sama-sama pelanggaran, tetapi bobotnya lebih berat kemana ? Silahkan pikirkan sendiri."
Berbeda dengan menerima pengusirannya tetapi tidak mengakui kekeliruannya dan malah meminta izin menyesatkan manusia sampai akhir zaman. Disitu ada poin "lebih" bagi Adam as. dibandingkan Iblis. Atau bisa saja karena Adam bertugas di bumi sebagai khalifah dan Iblis ingin mendapat bagian tugas di bumi sebagai "penguji" iman manusia dalam bentuk penyesatan dan upaya mendapatkan pengikut dan penemannya di neraka kelak.
Subhanallah, tidak ada yang sia-sia Allah ciptakan dan kuasaNya. Semua kejadian itu tidak sekadar kisah tetapi mengandung sejuta bahkan semilyar makna. Dan kalau boleh jujur, kisah Iblis dan Adam as. masih akan terus bisa diuraikan kebenarannya untuk menjadi pelajaran dan dapat dikaitkan dengan yang terjadi hari-hari ini dan seterusnya. Maka bila sudah mendapat hikmah/pelajarannya maka orang itu tidak begitu kaget dengan apa yang sedang dan telah terjadi. Karena sudah diberitakan Tuhan dalam kitabNya.
Kembali kepada judul diatas bahwa mengapa manusia "lebih durhaka" daripada Iblis yang mewakili dari golongan JIN ?
Kalau dilihat secara teks, memang Iblis seakan "kurang ajar" ketimbang Adam as. Bila Iblis enggan mengakui kesalahannya berupa pelanggaran perintah Tuhan dan malah minta izin menyesatkan manusia, sedangkan Adam as. mengakui kesalahannya berupa pelanggaran larangan Tuhan dengan berdoa kepada Tuhan.
Fokuskan perhatian kepada pelanggaran Perintah Tuhan (Iblis) dan pelanggaran Larangan Tuhan (Adam as.). Dari kedua kasus, mana yang lebih berat ? Memang sama-sama pelanggaran, tetapi bobotnya lebih berat kemana ? Silahkan pikirkan sendiri.
"Kebanyakan manusia itu tidak mengetahui, tidak menyadari tidak mengingat dan tidak mensyukuri. Dan ini banyak sekali ayatnya di dalam Al-Quran. Silahkan cek sendiri.
Akibatnya ketika berada di bumi, manusia mulailah melakukan pelanggaran-pelanggaran yang lebih banyak kepada pelanggaran larangan Tuhan.1. Pembunuhan pertama oleh salah satu kedua anak Adam as.
2. Ada yang menuduh bahwa Tuhan memiliki anak
3. Ada yang merobah dan menjual agama Tuhan
4. Ada yang mengaku Tuhan
5. Membunuh nabi-nabi
6. Belakangan ada pulak mau berusaha merevisi kitab Tuhan
7. Banyak lagi sebenarnya bentuk "kelebih kurang ajaran" manusia terhadap larangan Tuhan daripada Iblis melakukan kesalahan pelanggaran perintah Tuhan. Itupun cuman sekali. Bahkan dengan hormatnya kepada Tuhan, malah minta izin menyesatkan manusia. Luar biasakan ?
Dengan adanya contoh-contoh di atas yang sebenarnya masih berlangsung sampai hari-hari ini meskipun berbeda tokoh dan bentuk tetapi ada beberapa pelanggaran di atas masih tetap berlangsung sampai akhir zaman. Maka alasannya adalah kebanyakan manusia itu tidak mengetahui, tidak menyadari tidak mengingat dan tidak mensyukuri. Dan ini banyak sekali ayatnya di dalam Al-Quran. Silahkan cek sendiri.
Memang karena ulah Iblis melalui setan-setannya yang menyebabkan manusia itu tersesat. Tetapi manusia itu diberi akal hati, mata, dan pendengaran oleh Tuhan untuk dipergunakan sesuai dengan aturan yang ada mengikuti petunjukNya melalui Al-Quran dan rasulNya. Seharusnya mampu membentengi diri dari godaan dan bujukan setan.
Semoga dengan mengetahui hal ini, kiranya semakin sadar dan bersyukur kepada Allah bahwa manusia itu lebih cenderung melanggar larangan Tuhan, apalagi perintahNya. Wallaahu `alam
No comments:
Post a Comment