Keistimewaan Nabi Muhammad adalah tidak terpengaruh di tengah masyarakat Jahiliyah

Nabi Muhammad diketahui lahir dan hidup di tengah-tengah masyarakat Jahiliyah. Dimana masyarakatnya bodoh soal agama, sosial, politik dan ekonomi.

Uniknya, nabi Muhammad saw. masa kecil, remaja dan dewasa yang ketika itu belum diangkat menjadi rasul tidak sedikitpun terpengaruh dengan kondisi perilaku buruk masyarakat kala itu.

Tidak pernah didengar bahwa beliau itu menyembah berhala. Tidak pernah didengar bahwa beliau itu berkelahi, meminum minuman keras dan sebagainya. Bahkan beliau dikenal al-Amin dengan peristiwa peletakan hajar aswad yang bergeser dari tempatnya. Dimana ketika itu berselisih para kabilah karena masing-masing merasa paling berhak mengangkatnya. Dengan kearifan beliau maka terselesaikanlah masalah tersebut tanpa masalah.

Begitupula beliau dikenal dengan kejujuran dalam berdagang. Di tengah-tengah riba merajalela, beliau mampu tidak ikutan dan berusaha berniaga dengan jujur dan saling menguntungkan. Akhirnya dengan kejujurannya, beliau disukai dan menikah dengan siti Khadijah pada usia 25 tahun.

Mengapa bisa demikian ? Bagaimana dengan kita yang hidup setelah Islam hadir ?

1. Ada yang mengatakan bahwa nabi Muhammad memang dibawah pengawasan dan bimbingan Allah swt. Karena beliau adalah calon nabi dan rasul yang terakhir

2. Bahwa beliau sudah dicuci hatinya sejak kecil oleh Malaikat Jibril pada usia 4 tahun.

Dua alasan ini benar adanya. Tetapi secara logis, beliau itu memang memiliki akal yang sehat. Karena sempat diasuh oleh ibu sesusuannya siti Halimah Tussa`diyah yang dikenal keluarga baik-baik. Dan diasuh lebih lama oleh pamannya Abu Thalib sejak meninggal ibu dan kakeknya nabi pada usia 8 tahun. Dan ini jarang dilihat oleh kebanyakan ummat Islam. Seakan-akan hanya faktor di bawah pengawasan Tuhan semata. Padahal peran orang di sekitar nabi juga mendukungnya untuk tidak terpengaruh oleh keadaan jahiliyah ketika itu.

Jadi, sebagai ummat dan pengikutnya yang katanya ikut sunnahnya mestilah mencontoh beliau secara "kaaffah" . Apalagi hidup di era modern ini, semestinya ummat ini tetap dalam pakemnya sebagai agen perubahan tanpa membuat masalah dan mencemarkan Islam itu sendiri sebagai rahmatan lil `aalamiin.

Karena akhir-akhir ini orang-orang yang mengaku ahli sunnah tetapi tingkah lakunya nyaris melebihi yang bukan sunnah. Gemar menyalahkan orang dengan dalil. Padahal tugasnya adalah Mengajak kebaikan, menyuruh yang baik dan mencegah kemunkaran. Bukannya mengajak pertengkaran, menuding orang dan menyulut peperangan.

Marilah senantiasa kita perbaiki cara berislam dengan Islam yang sebenar-benarnya. Caranya contohlah nabi saw. sebagai suri tauladan. Wallaahu a`lam

No comments:

Post a Comment

Hijrah mengingatkan bahwa manusia itu makhluk dinamis dan bukan statis

Manusia adalah makhluk bergerak sebagaimana makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Itu makanya diberi kaki untuk berjalan, berlari dan melompat. Gun...