Kebanyakan orang-orang bila ditanya "Untuk apa anda belajar?" "Anda menuntut ilmu supaya apa?" Maka jawabannya sudah dapat dipastikan bahwa ada yang menjawab "Supaya pintar" "Supaya jadi orang" "Supaya paham" dan seterusnya.
Memang, jawaban-jawaban di atas tidak ada yang salah. Tetapi kemudian meninggalkan pertanyaan-pertanyaan berikut untuk menguji jawaban-jawaban tersebut. "Untuk apa pintar?" "Kalau sudah pintar lalu mau apa?" dan seterusnya.
Tulisan kali ini bukan bertujuan untuk menghakimi atau membenarkan pandangan dan pendapat saya. Tujuan saya hanya ingin membuka wawasan baru barangkali atau mengulang kaji yang pernah ada. Walaupun nanti ada juga terdapat kekeliruan pada akhirnya maka konsekwensinya harus diterima. Karena hanya kebenaran yang absolut dan pengetahuan itu relatif.
Bila ditanya, anda menuntut ilmu supaya apa ?
Memang, ilmu tidak ada yang salah. Tetapi kenapa dituntut ? Dalam istilah agama kata menuntut itu diartikan dari kata THO-LA-BA. Maka dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai menuntut. Dan kata menuntut ini kemudian dipakai dalam istilah hukum. Akhirnya maknanya menjadi bias. Sehingga menuntut itu diartikan berkaitan dengan hukum. Dan Celakanya juga bahwa kata hukum diartikan sebagai memberi sanksi yang bersalah saja. Padahal kata hukum juga diambil dari istilah agama, yaitu HA-KA-MA yang artinya pasti. Kenapa bisa begitu ? Dalam ilmu bahasa bahwa kata-kata dasar dalam bahasa Indonesia banyak diambil dari bahasa-bahasa asing, termasuk bahasa arab yang kemudian dikelompokkan sebagai bahasa atau kata serapan.
Manusia diperintahkan oleh Tuhan agar menuntut ilmu adalah sebenarnya bukan ilmunya yang dituntut tetapi manusianya. Karena ilmu itu bukan orang tetapi kumpulan pengetahuan-pengetahuan yang kemudian diuji kebenarannya lalu menjadi sebuah ilmu. Dan kata menuntut itu diarahkan kepada manusianya. Jadi, menuntut ilmu itu mengandung arti bahwa manusia didesak bahkan kalau perlu dipaksa berilmu supaya apa ? Nah disini akan dijelaskan tujuan dan manfaatnya.
Dengan demikian, bila diperbaiki pertanyaannya adalah anda dituntut supaya berilmu untuk apa ? Maka jawabannya adalah untuk menuntun anda ke jalan yang benar. Soal pintar itu bisa masuk ke dalam wilayah pendidikan atau psikologi atau yang berkaitan dengan disiplin ilmu intelektual.
Lalu, apa pula yang dimaksud dengan jalan yang benar. Memang apa yang dimaksud dengan jalan yang benar ?
Jalan yang benar itu berarti banyak makna. Dan istilah ini terdapat dalam agama Islam, tepatnya Al-Quran sebagai sumbernya. Dan kalimat ini terdapat di dalam surah Al-Fatihah ayat 6, yaitu artinya "Tunjukilah kami jalan yang lurus (menurut teks terjemahan) atau benar".
Berdasarkan berbagai tafsir yang penulis temukan bahwa kata jalan itu mengandung arti agama, paham, kelompok, manhaj, cara pandang, cara hidup dan sebagainya. Dan disitulah salah satu bukti kesempurnaan Al-Quran yaitu memberikan sebuah kata sejuta makna untuk diambil sebagai kajian dan pelajaran berbagai ilmu. Subhanallah.
Maka soalan tentang "anda menuntut ilmu supaya apa?" maka jawabannya adalah supaya saya dituntun ke jalan yang benar. Dan dari situ silahkan dipergunakan untuk apa. Tentunya pasti untuk kebaikan. Karena kebaikan itu adalah kebutuhan bagi setiap orang kecuali bagi yang tidak merasa orang. Hehehe (Bercanda).
Demikian tulisan ini dipaparkan. Penulis mengabarkan, silahkan anda menyimpulkannya. Wallaahu a`lam.
Yang dikatakan nasehat itu adalah pengetahuan, ilmu, pelajaran, pengingat, teguran, dan lain sebagainya yang mengarahkan manusia kepada jalan yang lurus dari kota dunia menuju kampung akhirat dan menetap di surgaNya Allah robbul `aalamin
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Hijrah mengingatkan bahwa manusia itu makhluk dinamis dan bukan statis
Manusia adalah makhluk bergerak sebagaimana makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Itu makanya diberi kaki untuk berjalan, berlari dan melompat. Gun...
-
Mungkin soal ini bagi sebahagian orang tidaklah penting untuk dipersoalkan dan dijawab. Karena jawabannya sudah jelas bahwa setanlah yang ...
-
Mukjizat (Arab معجزة, Baca Mu'jizah) adalah perkara di luar kebiasaan yang dilakukan oleh Allah melalui para nabi dan rasul-Nya untuk me...
-
Seperti diketahui bahwa sepeninggalan nabi Muhammad saw. maka muncullah Khulafaurrosyidin yang berarti para pengganti sebagai pemimpin ummat...
Bagaimana tanggapan bung bagindo terhadap "tuntutlah ilmu sampai keliang Lahat"? Mohon pencerahan bung bagindo
ReplyDeleteYang dimaksud dengan ke liang lahat artinya soal waktu dan umur. Artinya belajarlah terus sampai anda tidak ada lagi di bumi ini. Bukannya dituntut liang lahatnya agar diambil alih dibikinkan MALL. BuHahaHaha. Oke ya bro ? Thanks atas pertanyaannya. Klo dapat undang satu kompleks ya bro. Hehehehe
Delete