Inilah alasan mengapa nabi tidak memilih langsung siapa penggantinya setelah wafat

Seperti diketahui bahwa sepeninggalan nabi Muhammad saw. maka muncullah Khulafaurrosyidin yang berarti para pengganti sebagai pemimpin ummat yang mendapat petunjuk. Dan orang-orang yang disebut khulafaurrosyidin adalah para sahabat yang terpilih, yaitu Abu Bakar AsSiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abu Thalib ra.

Mereka terpilih secara musyawarah dan demokratis. Abu Bakar AsSiddiq terpilih berdasarkan musyawarah mufakat, Umar bin Khattab terpilih berdasarkan rekomendasi dari Abu Bakar AsSiddiq sebelum beliau wafat, Utsman bin Affan terpilih berdasarkan musyawarah dan begitu juga dengan Ali bin Abu Thalib. Hanya saja bagi Ali bin Abu Thalib beliau mendapatkan suara yang tidak penuh. Suara ummat terbelah ada yang mendukung dan ada yang tidak mendukungnya. Dikarenakan peristiwa pembunuhan Utsman bin Affan agar diusut terlebih dahulu ketimbang memilih pemimpin (khalifah). Dan kalaupun mendesak memilih pemimpin (khalifah) maka yang berhak adalah Muawiyah bin Abu Sufyan yang memang secara hubungan kekeluargaan lebih dekat dengan Utsman bin Affan sebagai sepupunya.

Dan dari sinilah perselisihan antar ummat semakin meruncing dan tidak terelakkan perang saudara. Sampai akhirnya Ali bin Abu Thalib pun terbunuh dan digantikan oleh anaknya Hasan bin Ali. Namun tidaklah lama kepemimpinannya dan hanya sekitar 3 bulan dan kemudian kepemimpinan ummat Islam diserahkan kepada Muawiyah bin Abu Sufyan maka dimulailah Daulah Islamiyah ala kerajaan (monarki) yang kemudian disebut dengan Daulah Umayyah. Dan dilanjutkan dengan Daulah Abbasiyah sampai dengan Daulah Turki Utsmani yang berakhir pada tahun 1924.

Maka dalam hal ini tentu nabi Muhammad saw pernah mengabarkannya lewat hadits-haditsnya. Apakah itu secara langsung maupun tidak langsung. Seperti hadits nabi dimana beliau mengatakan bahwa pintu fitnah (kekacauan) dimulai dari Umar bin Khattab ra. dan di dalam Al-Quran sangat terang dijelaskan bahwa berpegang teguhlah pada tali Allah dan jangan berpecah belah (3:103)

Pertanyaannya, kalau begitu mengapa nabi saw. tidak langsung saja menunjuk Abu Bakar AsSiddiq ra. sebagai penggantinya ? Bukankah peristiwa perselisihan sesama ummat sering terjadi bila nabinya wafat sebagaimana nabi dan rasul sebelumnya ?

Dan memang diantara para sahabat yang lainnya bahwa alasan lebih berhaknya Abu Bakar AsSiddiq menjadi khalifah antara lain adalah :
1. Orang yang mula-mula masuk Islam di kalangan sahabat (AsSabiqunal Awwaluun)
2. Orang yang pertama membenarkan peristiwa Isra` Mi`raj
3. Orang yang paling sering mendampingin nabi kemana saja.
4. Bila nabi sakit maka yang menggantikan beliau menjadi imam sholat adalah Abu Bakar AsSiddiq ra.

Dan 4 alasan inilah terpilihnya Abu Bakar AsSiddiq ra. ketika ummat Islam bermusyawarah sebagai khalifah pertama setelah nabi Muhammad saw. wafat.

Dari berbagai literatur yang penulis baca bahwa ada beberapa alasan logis mengapa nabi tidak memilih langsung soal kepemimpinan untuk ummat Islam setelah beliau tiada.

1. Nabi Muhammad saw. tugasnya memberi kabar gembira bagi orang beriman dan memberi peringatan bagi yang tidak beriman. Artinya kapasitas beliau soal agama. Beliau tidak mau melampaui tugas di luar wewenangnya setelah meninggal dunia. Apalagi alasan ini diperkuat dengan dalil bahwa tugas nabi berakhir dengan turunnya surah Al-Maidah ayat 3.

2. Bila sekiranya nabi menunjuk secara langsung siapa penggantinya maka dampaknya adalah ;
a. Seolah-olah penggantinya adalah otomatis menjadi nabi sebagaimana nabi Musa terhadap sepupunya nabi Harun as.

b. Bila terjadi perselisihan dan kekacauan setelah meninggal beliau maka hal itu diserahkan sepenuhnya (tawakkal) kepada Allah swt. yang lebih berhak menentukan "drama" kehidupan manusia.

3. Bukti bahwa Islam mengutamakan musyawarah mufakat. Karena masing-masing orang adalah pemimpin sebagaimana dalam haditsnya.

4. Nabi percaya bahwa sepeninggalnya ada sekelompok orang yang cerdas dan mengerti persoalan dan apa yang harus dilakukan setelah beliau tiada. Karena 22 Tahun, nabi mendidik para sahabatnya bagaimana mengatasi masalah sesama mereka. Dan nabi paham itu siapa orang-orangnya. Agar tidak menimbulkan kedengkian diantara mereka sebagaimana ummat-ummat terdahulu maka urusan kepemimpinan ummat diserahkan kepada para sahabatnya melalui musyawarah mufakat.

Dengan demikian, semoga artikel ini bisa memberi jawaban mengapa nabi tidak menunjuk langsung siapa pengganti beliau. Dan soal ini sempat menjadi cemoohan orang-orang yang tidak senang terhadap Islam bahwa nabi orang Islam tidak meninggalkan apa-apa.

Padahal sebenarnya nabi memang tidak meninggalkan apa-apa kecuali yang bermanfaat lagi bermutu, yaitu Al-Quran AsSunnah yang menjadi pedoman hidup bagi manusia yang ini hidupnya aman dan sejahtera dunia dan akhirat. Itupun bagi yang mau mengambil ibrah/pelajaran. Wallaahu a`lam bissowab

No comments:

Post a Comment

Hijrah mengingatkan bahwa manusia itu makhluk dinamis dan bukan statis

Manusia adalah makhluk bergerak sebagaimana makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Itu makanya diberi kaki untuk berjalan, berlari dan melompat. Gun...