Di balik musibah ada kenikmatan

Sesuatu yang menggelisahkan dan tidak menyenangkan hati maka disebut dengan Musibah. Seperti ketakutan, kelaparan, kemiskinan, kematian dan kesengsaraan maka itu semua pasti bagi semua orang merupakan musibah.

Sedangkan sesuatu yang menggembirakan dan menyenangkan hati maka disebut dengan kenikmatan. Seperti kekuatan, kekenyangan, kekayaan, kehidupan dan kesenangan maka itu semua orang pasti sangat setuju merupakan kenikmatan.

Musibah disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri dan atas izin Allah. Sedangkan kenikmatan itu disebabkan pemberian Allah melalui usaha manusia maupun tidak diusahakan.

Musibah dan kenikmatan datang silih berganti menghampiri manusia pada setiap saat. Hikmahnya sebagai ujian dan peringatan. Tidak dimintapun pastilah datang menghampiri. Seperti bernafas. Tidak dimintapun, manusia membutuhkan oksigen agar bertahan hidup. Dan itu kenikmatan yang tidak diusahakan manusia. Musibah terjadi bila kemudian manusia mengotori udara melalui asap pembakaran yang berlebihan sehingga manusia sulit menghirup oksigen.

Soal harta. Memang Allah melapangkan dan menyempitkan rezeki bagi siapa yang dikehendakiNya. Bila manusia berusaha semaksimal mungkin tetapi belum tentu hasilnya sebesar yang diharapkannya. Dan begitu juga ada manusia usahanya sekadar atau mungkin tidak sama sekali maka boleh jadi rezeki yang diperolehnya melimpah ruah seperti anak pejabat misalnya. Maka musibah hadir bila si penerima merasa kekurangan dan kenikmatan hadir bila si penerima merasa cukup dan puas. Begitulah eksistensi musibah dan kenikmatan. Intinya bila enak maka kenikmatanlah itu dan bila tidak enak maka musibahlah itu.

Di balik musibah ada kenikmatan
Di karenakan manusia hidup dihadapkan dengan musibah dan kenikmatan maka Allah memberi dua petunjuk mengatasi keduanya. Yaitu Sabar dan Syukur.

Sabar adalah menahan diri terhadap suatu keadaan melalui ucapan maupun perbuatan yang dirasa tidak menyenangkan. Sehingga dengan menahan diri itu memunculkan suatu sikap yang bijak dan menentramkan hati.

Syukur adalah mengakui segala kenikmatan yang datang pada dirinya apakah melalui usahanya maupun tidak diusahakan datangnya dari Allah swt. Sehingga dengan pengakuan itu meningkatkan ketaatan kepada Allah dan mampu menggunakannya sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh si pemberi (mendatangkan manfaat/berkah).

Maka ketika musibah hadir dihadapannya lalu disikapi dengan kesabaran maka ada kenikmatan yang dirasakannya, yaitu :
1. Menyadari bahwa musibah itu sebagai peringatan baginya agar berhenti dari kelalaian dan memperbaiki diri dan keadaan

2. Ujian naik kelas "iman". Keimanan mesti diuji apakah benar atau dusta. Maka dengan musibah sebagai uji coba apakah yang bersangkutan benar-benar beriman atau malah berdusta.

3. Musibah mendekatkan diri kepada Tuhan. Memang sudah kebiasaan manusia bila ditimpa suatu persoalan maka disitulah Tuhan disebut. Namun bila sudah mendapat kenikmatan maka tidak jarang manusia lupa bahwa dirinya pernah sengsara.

Jadi, bila musibah itu dipahami ada kenikmatan dibalik itu maka sipenerima tidak begitu saja mengeluh dan berputus asa. Karena boleh jadi memang ada kesalahan yang dianggapnya selama ini tidak ada soal. Begitulah Tuhan menegur hambaNya. Ada teguran lembut dan ada teguran tegas. Mungkin teguran yang tegas itu termasuk di dalamnya musibah. Oleh karena itu yakinlah bahwa di balik musibah ada kenikmatan bagi yang mengerti. Wallaahu a`lam bissowaab






No comments:

Post a Comment

Hijrah mengingatkan bahwa manusia itu makhluk dinamis dan bukan statis

Manusia adalah makhluk bergerak sebagaimana makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Itu makanya diberi kaki untuk berjalan, berlari dan melompat. Gun...