Polemik soal "BID`AH" perayaan hari besar Islam seperti Maulid, Isra` Mi`raj dan lainnya

Setiap bulan Rabi`ul Awwal maka sebahagian besar ummat Islam hampir seluruh dunia mengadakan perayaan dan peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. Begitu juga bila bulan Rajab tiba maka perayaan dan peringatan Isra` Mi`raj digelar. Dan ada lagi perayaan dan peringatan lainnya yang berhubungan dengan hari dan bulan keislaman. Akibatnya ada yang pro dan kontra soal perayaan dan peringatan-peringatan tersebut.

Soal kapan pertama kali diadakan perayaan dan peringatan-peringatan tersebut. Dari berbagai sumber hasilnya beraneka ragam argumen dan data. Begitupun sampai saat ini perayaan dan peringatan tersebut senantiasa diadakan setiap tahunnya. Begitu penulis lahir, perayaan-perayaan tersebut sudah ada. Hehe.

Bagi yang pro berpendapat bahwa perayaan tersebut tidak ada masalah. Karena tidak ada dalil larangan merayakannya. Tidak ada unsur kesyirikan. Ini bukan ibadah maghdhah. Ini sebagai bentuk kesyukuran (tasyakur) sekaligus peringatan. Ini bagian tabligh akbar dan syiar Islam. Apalagi di zaman ini, orang-orang semakin jauh dari nilai-nilai keislaman maka dihidupkanlah semangat keimanannya melalui perayaan-perayaan ini.

Sedangkan yang kontra berpendapat bahwa berdasarkan dalil perayaan Islam itu hanya 2, yaitu hari raya Idul Fithri dan hari raya Idul Adha. Selain keduanya adalah bid`ah. Tidak ada contohnya dari nabi dan para shahabat, tabi`in, tabi`ut tabi`in dan seterusnya.

Dari kedua pendapat di atas, penulis berusaha mengambil pelajaran bahwa :
1. Kelompok yang pro mengadakan perayaan itu bagian dari tabligh akbar dan syiar Islam. Asal tidak ada unsur kesyirikan di dalamnya. Dan tidak ada niat menambah kedua perayaan secara resmi. Perayaan tersebut lebih kepada substansi (isi). Materi perayaan diisi dengan kajian (ceramah) dan perlombaan keislaman untuk generasi muda.

2. Kelompok yang kontra mengingatkan dengan cara "vonis" bahwa dalam Islam ada dua hari raya. Selebihnya tidak ada itu dalam Islam. Kelompok ini ingin memurnikan ajaran Islam dari unsur tradisi yang dianggap ajaran. Mereka khawatir bahwa ummat (masyarakat awwam) tidak bisa membedakan mana ajaran dan mana tradisi. Bahkan mungkin saja bila tidak merayakan Maulid dan seterusnya hukumnya wajib. Maka kehadiran mereka sebenarnya perlu sebagai pengingat. Meskipun bagi sebahagian orang yang pro menilai mereka yang kontra ini sangat gegabah memvonis amalan orang dan ada unsur memecah belah.

Kesimpulannya adalah :
Islam adalah agama nasehat. Memberi dan menerima nasehat itu memang wajib ada di dalam beragama. Begitupun cara memberi dan cara menerima nasehat sudah diatur dalam Islam.

Bagi yang tetap merayakan Maulid dan Isra` Mi`raj silahkan bila tidak ada unsur kesyirikan dan hal-hal yang justru menjauh dari substansi yang ingin dicapai.

Kemudian bagi yang membid`ahkan perayaan ini mesti sabar menerima penolakan dari kelompok yang pro perayaan. Mungkin saja caranya dianggap "vulgar", tidak sopan dan seterusnya atau butuh pemahaman yang panjang bagi yang terbiasa merayakannya selama ini.

Mungkin saja bila tidak ada kelompok yang kontra ini maka perayaan dan peringatan tersebut yang semula murni Tabligh Akbar dan Syiar Islam menjadi ritual wajib dan malah ada penyimpangan dan kemaksiatan di dalamnya. Mari bersabar dan berlapang dada. Wallaahu `alam bissowab

No comments:

Post a Comment

Hijrah mengingatkan bahwa manusia itu makhluk dinamis dan bukan statis

Manusia adalah makhluk bergerak sebagaimana makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Itu makanya diberi kaki untuk berjalan, berlari dan melompat. Gun...