Sampai kapan orang Islam tertindas ?

Tertindasnya orang Islam pada hari-hari ini, mulai dari tuduhan teroris, radikal, sampai diperangi dan dibunuh di berbagai belahan negara dunia yang rata-rata dialami jumlah orang Islamnya sedikit (minoritas) oleh orang-orang yang tentu tidak suka terhadap Islam dan orangnya bukanlah hal yang baru. Peristiwa ini sudah terjadi sejak dulu, tepatnya pada zaman Nabi dan Rasul.

Dengan peristiwa ini, tentunya bagi yang punya nurani dan merasa sekeyakinan mengecam dan sangat marah. Begitupun kecaman dan kemarahan yang dilontarkan oleh orang-orang, terutama orang Islam sudah diatur dalam Islam bahwa kecam dan marahlah karena Allah. Yaitu, dalam sebuah hadits disebutkan yang artinya lebih kurang "Bila melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangan (kekuasaan), lisan (parlemen, ulama, guru), hati (doa)."

Artinya, boleh marah tetapi membalas perbuatan mereka ada aturan mainnya. Bukan spontanitas angkat senjata. Itu konyol dan malah menambah masalah. Karena mereka yang tidak senang itulah yang diinginkan mereka. Bukan tidak siap tetapi strategi dan taktik dianjurkan dalam agama.

Apa yang menyebabkan orang-orang tidak begitu suka terhadap Islam dan orangnya ?
1. Sudah tabiat mereka dari dulu begitu bahwa mereka di luar Islam tidak akan senang kepadamu (orang Islam) sampai kamu keluar dari agamamu dan ikut bersama mereka (Q.S. Al-Baqarah ayat 120)

2. Islam secara keyakinan jelas berbeda dengan agama-agama lainnya. Meskipun mereka berbeda nama tetapi yang mereka sembah adalah benda-benda berbagai bentuk dan banyak. Sedangkan Islam mengenalkan keesaan Tuhan dan secara mata telanjang tidak terlihat untuk menyelisihi mereka dan membuktikan bahwa Tuhan tidak dapat diserupakan dengan sesuatupun. Dan Dia serba MAHA.

3. Islam tidak merestui hal yang haram, kemunkaran dan perzinahan.

4. Atas permintaan syaitan kepada Tuhan agar diizinkan menyesatkan anak cucu adam sampai hari kiamat.

Sampai kapan ketertindasan ini berakhir ?
Pertanyaan ini pernah juga dilontarkan oleh para sahabat nabi dan diabadikan oleh Allah di dalam Al-Quran
أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِن قَبْلِكُم ۖ مَّسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ ۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ [٢:٢١٤] 
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. Q.S. 2:214

Berdasarkan ayat ini bahwa kapan berakhirnya adalah hak Allah. Tugas orang Islam bersabar dan shalat dengan mengambil pelajaran dan bersiap siapa bila waktunya tiba.

Kita masih punya pemimpin. Meskipun rata-rata pemimpin yang ada jauh dari harapan tetapi yakinlah diantara mereka pasti ada yang masih peduli dan dekat dengan Allah.

Hendaknya jangan gegabah bertindak sebagaimana mereka bertindak dengan sewenang-wenang. Bukan berarti tidak berbuat dianggap tidak peduli. Tetapi orang Islam itu sebuah tim dan ada kaptennya. Dan "kaptennya" ini pasti sedang menyiapkan strategi yang matang.

Mungkin selama ini kebanyakan orang Islam lalai dan "bermesraan" dengan mereka tanpa disadari. Mulai dari meniru mereka sampai dengan bertoleransi secara berlebihan. Makanya boleh jadi ini sebuah teguran bagi Allah bahwa sesungguhnya bumi Allah ini dititipkan kepada hambaNya yang dekat denganNya. Tetapi kenyataannya yang menguasai dunia hari ini siapa ? Maka ketertindasan itu sulit dihindari. Kalau boleh dibandingkan bahwa kondisi ril orang Islam hari ini mirip-mirip kondisi di Makkah.

Jadi, seperti Imam shalat sering mengingatkan kepada makmumnya sebelum melaksanakan shalat berjama`ah "luruskan dan rapatkan shaff". Artinya luruskan niat dan rapatkan hati kalian. Dan ini mungkin belum terwujud. Sampai kapan ? Jawabannya sampai pada waktunya.

Kesimpulannya adalah marilah jadikan sabar dan shalat sebagai penolong. Berbuatlah sesuai dengan kemampuan yang ada. Berdoa kepada Allah sebagaimana Allah ajarkan di dalam Al-Quran
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنتَ مَوْلَانَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ [٢:٢٨٦] 
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". Q.S. 2 : 186

Walllaahu a`lam bissowab

No comments:

Post a Comment

Hijrah mengingatkan bahwa manusia itu makhluk dinamis dan bukan statis

Manusia adalah makhluk bergerak sebagaimana makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Itu makanya diberi kaki untuk berjalan, berlari dan melompat. Gun...