قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ [٦:١٦٢]
Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
Ayat ini senada dengan Q.S. Adz-Dzaariyat ayat 56
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ ﴿٥١: ٥٦﴾
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Adz-Dzaariyat: 56)
"Yang dimaksud dengan hidup dan mati hanyalah untuk Allah adalah yang bersangkutan rela dan sanggup diatur oleh Allah swt dalam berbagai aspek kehidupan."
Dengan demikian, jelaslah hidup ini tujuannya adalah hanya untuk Allah swt. Ini berlaku untuk semua. Siapapun orangnya, jenis kelaminnya, rasnya, sukunya, dan bangsanya. Semuanya itu hidupnya hanyalah untuk Allah swt. Hal ini ini disuratkan di dalam Q.S. Al-Hujurat ayat 13
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ ﴿٤٩: ١٣﴾
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al-Hujuraat: 13)
Maka tidak heran bila yang mau meyakini hal ini hanyalah bagi orang yang beriman kepada Allah swt.
Dan yang dimaksud dengan hidup dan mati hanyalah untuk Allah adalah yang bersangkutan rela dan sanggup diatur oleh Allah swt dalam berbagai aspek kehidupan.
- Aspek Keyakinannya bertauhid
- Ekonominya halalan thoyyiban
- Sosialnya berkeadilan
- Politiknya membawa kemaslahatan manusia
Jadi, bila manusia itu mengaku Islam maka yang bersangkutan wajib mengikuti apa yang diatur Allah. Tidak bisa separuh-separuh. Bahkan matilah dalam keadaan muslim. Sebagaimana Allah berfirman;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ ﴿٣: ١٠٢﴾
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (Ali-Imran: 102)
Persoalannya adalah "bagaimana dengan hari-hari ini yang mana bila dibandingkan kehidupan sekarang dengan dimasa nabi saw. jauh berbeda ?" "Bahkan bila dilihat situasinya bahwa menurut sebahagian orang ada beberapa hukum Islam yang tidak relevan katanya bila diterapkan di zaman sekarang. Seperti poligami (banyak wanita muslimah yang tidak setuju dengan alasan klasik), riba tidak dapat dipisahkan dan bahkan "merupakan kebutuhan", bahkan hukum Islam lainnya tidak dapat diterapkan secara utuh, sementara Allah menyeru agar beragama Islam secara kaffah atau utuh di negeri sekuler misalnya ? dan lain sebagainya".
"Intinya adalah Islam hadir untuk manusia. Dan manusia yang mau menerimanya hanyalah orang yang beriman kepada Allah, malaikatNya, kitabNya, rasulNya, hari akhir dan takdirNya. Yang manfaatnya itu kembali kepada manusia itu sendiri, baik hidup di dunia maupun di akhirat."
Di satu sisi benar adanya bahwa ajaran Islam itu tidak dapat diamalkan dalam suatu negeri, kota, desa, bahkan dalam rumah sekalipun. Kenapa ? Apa penyebabnya
- Memahami Islam secara parsial (setengah-tengah). Sehingga Islam itu dianggap agama eksklusif.
- Kurang mengetahui dan memahami sejarah Islam. Sehingga Islam dianggap agama baru yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. nyaris tanpa makna di dalamnya.
- Gagal paham aja.
Maka dengan hadirnya nabi Muhammad saw. berperan menyadarkan manusia dari kehidupan yang suram (kezaliman). Dan ajaran beliau itu berlaku untuk semua makhluk (jin dan manusia).
Intinya adalah Islam hadir untuk manusia. Dan manusia yang mau menerimanya hanyalah orang yang beriman kepada Allah, malaikatNya, kitabNya, rasulNya, hari akhir dan takdirNya. Yang manfaatnya itu kembali kepada manusia itu sendiri, baik hidup di dunia maupun di akhirat.
Tidak mengherankan bila ada segelintir manusia bila ada aturan Allah yang dianggapnya "berat" dan tidak relevan maka sebenarnya yang bersangkutan sedang diuji imannya atau sedang gagal paham terhadap agama yang dianutnya. Walaahu `alam
No comments:
Post a Comment