3 Hal utama ini yang mesti dipersiapkan oleh orang tua bila anak dan keluarganya ingin shaleh

Bagi setiap orangtua, pasti berkeinginan anak dan keluarganya yang shaleh. Karena keuntungan memiliki anak dan keluarga yang shaleh adalah;
1. Tidak menyusahkan orangtua dan malah membuat kebanggaan bagi nama besar keluarga
2. Mau mendoakan orangtuanya di kala meninggal dunia.
3. Mau menyambung usaha baik orangtuanya dan hubungan koleganya.

Dan ini juga berdasarkan hadits nabi yang mana isinya adalah "Jika mati anak adam maka terputuslah urusannya dengan dunia, kecuali tiga hal, yaitu amal jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang shaleh".

Menjadikan anak yang shaleh bukan mesti menjadi ulama, kiyai dan ustadz. Tetapi apapun profesi anak-anaknya yang tentunya halal maka ada 3 (tiga) hal utama yang mesti dipersiapkan oleh orangtua secara sungguh-sungguh terhadap anak-anaknya agar menjadi anak yang shaleh.

1. Bekali pemahaman dan pengamalan Shalat dan baca Al-Quran
2. Bekali pemahaman dan pelaksanaan fardhu kifayah
3. Bekali pemahaman pembagian harta warisan (Faraidh)


Ketahuan tidaknya anak-anak bagi orangtua itu shaleh atau tidak shaleh bukan hanya ketika orangtuanya masih hidup. Tetapi juga setelah orangtuanya tiada. Dan ini bagi orangtua pasti harap-harap cemas. Mengapa ? Karena setelah mereka tiada, apakah anak-anaknya mau mendoakannya ? bila mau, apakah anak-anaknya mau dengan senang hati melaksanakan fardhu kifayah bagi orangtuanya ? dan yang paling mencemaskan sebenarnya adalah apakah anak-anaknya mau menjalani hukum Allah berupa pembagian harta warisan secara faraidh ?

Nah, bila diperluas makna "doa" anak yang shaleh maka 3 hal utama tersebut di atas semestinya menjadi perhatian utama bagi orangtuanya.

Banyak orangtua mendapatkan anak-anaknya jarang shalat apalagi baca Al-Quran. Banyak orangtua yang ketika meninggal diurus oleh bilal mayyit. Banyak orangtua yang anaknya soal pembagian harta warisan mengutamakan kompromi dan bagi rata. Padahal hukum Allah itu dibuat untuk kepentingan dan manfaat manusia itu sendiri. Tetapi hal ini banyak yang tidak paham dan gagal paham.

Memang, anak adalah amanah Allah yang dititipkan oleh orangtua yang sebenarnya bagi anak tidak menginginkan kehadirannya di dunia. Dan mereka menganggap bahwa kehadiran mereka karena cinta kasih orangtuanya melalui pernikahan. Padahal, siapa saja yang terlahir di dunia dengan selamat dan sehat, sesungguhnya mereka telah mengadakan "perjanjian" dengan Allah bahwa mereka mengakui Allah Tuhan mereka Yang Maha Esa lagi tidak beranak dan tidak diperanakkan dan mereka sanggup menerima amanah untuk berhak hidup di dunia ini (7:172-174). Hanya saja ketika terlahir di dunia ini, seakan-akan mereka merasa tidak pernah melakukan perjanjian dengan Allah. Itu makanya Allah katakan bahwa kebanyakan manusia itu lupa diri lagi lalai.

Maka sudah menjadi kewajiban orangtualah membekali anak-anaknya untuk
1. Selalu menegakkan shalat dan membaca Al-Quran. Karena keduanya mencegah diri dari perbuatan keji dan munkar (Al-Ankabut:45)

2. Ilmu dan pemahaman tentang fardhu kifayah. Kalau dapat sebelum meninggal lagi masih sehat, suruh mereka bergantian memandikan, mengkafani, menshalatkan dan menguburkan orangtuanya secara praktik. Mungkin hal ini dianggap aneh dan menyelenehkan ? Hehe

3. Ilmu dan pemahaman tentang faraidh. Agar tidak menimbulkan kefasikan terhadap Allah. Dampaknya bila anaknya tidak melaksanakan hukum ini maka sudah dapat dipastikan membuat sedih orangtua di dalam kuburnya. Maka orangtua mesti mendatangkan pakar ahli faraidh untuk menerangkan hal ini dihadapan anak-anaknya dan orangtuanya di kala masih hidup.

Tetapi tentu saja 3 hal utama ini terwujud bagi orangtuanya yang shaleh. Karena keshalehan anak itu kembali kepada keshalehan orangtuanya. Namun tidak sedikit pula orangtuanya shaleh dan sibuk dengan pemahamannya sendiri tetapi seakan enggan menularkan keshalehannya kepada anak-anaknya. Alasannya mungkin nanti mereka akan menyadarinya juga. Begitulah kenyataannya.

Kalau mau mati dengan tenang maka bekalilah anak dengan ilmu dan pemahaman serta pengamalan agama yang utuh. Setelah itu tawakkallah kepada Allah swt. Wallahu a`lam bissowab.

No comments:

Post a Comment

Hijrah mengingatkan bahwa manusia itu makhluk dinamis dan bukan statis

Manusia adalah makhluk bergerak sebagaimana makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Itu makanya diberi kaki untuk berjalan, berlari dan melompat. Gun...