Alasan Diterima Akal, Kenapa Allah Mengutus Nabinya

Allah berfirman;
إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا ﴿٤٨: ٨﴾ 
Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, (Al-Fath: 8)

Berdasarkan ayat ini bahwa tugas rasul itu adalah sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan.

  1. Sebagai saksi terhadap sikap dan usaha baik dan buruknya manusia
  2. Sebagai pembawa berita gembira bagi orang yang bertakwa
  3. Sebagai pemberi peringatan bagi orang yang kafir.

"Sederhananya, bumi dianalogikan pada sebuah rumah tangga bila penghuninya cekcok dan tidak ketentraman di dalamnya maka bagaimana mungkin rumah tersebut dikatakan sehat. Malah hancur disana-sini. Pengrusakan oleh pemiliknya karena keseringan bertikai dengan merusak pintu, piring berpecahan dan sebagainya. Ditambah pengusiran oleh tetangga karena dianggap menimbulkan ketidaknyamanan bertetangga. Bahkan boleh jadi rumah tersebut dibakar sebagai bentuk kekesalan warga di sekitarnya. Maka begitupula dengan bumi ini bisa hancur sebab ulah buruk manusia."

Bila ditarik ke belakang sedikit, ketika sebelum nabi diutus oleh Allah swt. bahwa keadaan ummat dalam jahiliyah. Yaitu kebodohan soal keyakinan, ibadah, akhlak dan muamalah.


  1. Soal keyakinan sesat meliputi berkeyakinan selain Allah.
  2. Soal ibadah menyimpang meliputi menyembah selain Allah
  3. Soal akhlak buruk mengakibatkan pertikaian dan pembunuhan
  4. Soal muamalah tidak sehat suburnya kecurangan dan riba

Akibat kebodohan-kebodohan itu maka terjadilah kerusakan keyakinan, ibadah, akhlak dan muamalah. Dan kezaliman dan pembunuhan dianggap biasa dan wajar-wajar saja. Siapa yang kuat maka dialah yang berhak kuasa tanpa pikiran dan tanpa memandang perasaan sesama manusia. Apalagi terhadap Tuhan dianggap tidak ada. Malah hantu bergentayangan

Bila kondisi ini terus-menerus terjadi maka tidak mungkin tidak kiamat besarpun terjadi.

  1. Banyaknya anak perempuan dibunuh mengakibatkan punahnya manusia. Karena tidak ada lagi yang menampung benih dan melahirkan keturunan manusia. Dan ini pernah terjadi juga di masa Nabi Musa as. yang mana pembunuhan terhadap laki-laki. Dan sebelumnya ada pula penyimpangan seksual (perkawinan sejenis) di masa Nabi Luth.
  2. Maraknya penyembahan berhala mengkibatkan alam rusak. Karena dianggap keramat. Sehingga bukan Tuhan yang hadir, tetapi hantu yang bergentayangan.
  3. Maraknya perjudian dan minuman keras mengakibatkan kehilangan akal
  4. Maraknya kecurangan dan riba mengakibatkan kebaikan hilang.

Maka kondisi-kondisi ini sudah cukup syarat untuk terjadinya kiamat besar. Karena kerusakan alam semakin besar dan merata oleh ulah manusia yang sebenarnya sebagai penanggungjawab urusan bumi.

Sederhananya, bumi dianalogikan pada sebuah rumah tangga bila penghuninya cekcok dan tidak ketentraman di dalamnya maka bagaimana mungkin rumah tersebut dikatakan sehat. Malah hancur disana-sini. Pengrusakan oleh pemiliknya karena keseringan bertikai dengan merusak pintu, piring berpecahan dan sebagainya. Ditambah pengusiran oleh tetangga karena dianggap menimbulkan ketidaknyamanan bertetangga. Bahkan boleh jadi rumah tersebut dibakar sebagai bentuk kekesalan warga di sekitarnya. Maka begitupula dengan bumi ini bisa hancur sebab ulah buruk manusia.

Akhirnya, kehadiran nabi sebagai saksi, pembawa berita dan peringatan sudah cukup jelas dan mengandung hikmah yaitu menyelamatkan manusia dan bumi atas kehendak dan izin Allah dari merusak dan kerusakan akibat ulah buruk manusia itu sendiri. Maka pantaslah Allah berfirman;
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ ﴿٢١: ١٠٧﴾ 
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (Al-Anbiyaa': 107)

No comments:

Post a Comment

Hijrah mengingatkan bahwa manusia itu makhluk dinamis dan bukan statis

Manusia adalah makhluk bergerak sebagaimana makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Itu makanya diberi kaki untuk berjalan, berlari dan melompat. Gun...