Orang Islam wajib mengenal Hari-hari Spesialnya (Hari Raya)

Hampir setiap tahun, sebahagian ummat ini menyoal dan membahas tentang hari-hari tertentu. Yang sebenarnya "tidak penting" untuk dikaji bagi sebahagian orang yang sudah mengerti soal hari-hari besar ummat Islam atau disebut dengan hari raya.

Misalnya muncul soal "Apa Hukum memperingati Maulid Nabi ?" "Apa hukum mengucapkan selamat pada hari raya orang lain ?" "Apa hukumnya merayakan Valentine Day?" dan sebagainya.

Mungkin bagi sebahagian orang lainnya ini soal ini masih relevan dan tidak pernah basi untuk membicarakan bahkan "dinyinyirin" supaya ummat tidak lupa. Bahkan bisa saja ada orang yang "benar-benar" tidak memahami atau membedakan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh. Karena setiap tahun berapa bayi yang lahir, berapa anak yang beranjak remaja, berapa banyak remaja yang beranjak dewasa dan seterusnya. Sehingga meskipun diulang-ulang dan memang kajian Islam itu tidak ada yang baru sejak Nabi Muhammad saw. wafat. Hanya saja nuansa dan situasinya saja yang berubah-ubah tetapi "substasi" atau isinya tetap sama. Agar ummat ini tidak lupa. Karena kalau sudah lupa maka berangsur-angsur ajaran Islam akan memudar bahkan hilang bila tidak ada lagi yang mau mempelajari dan mengkajinya.

Hari spesial ummat Islam adalah ditandai itu dengan shalat berjama`ah 2 raka`at dan Peringatan dan perayaan lainnya bertujuan untuk menapak tilas peristiwa yang telah terjadi di masa lalu yang berhubungan dengan sejarah Islam dan selama tidak bertentangan dan mengandung tahayul, khurafat, dan maksiyat.

Kembali kepada judul artikel kali ini soal Orang Islam wajib mengenal Hari-hari Spesialnya (Hari Raya) yang tujuannya diharapkan menambah khasanah pemikiran dan berusaha mengurai soal-soal yang setiap tahun diulang-ulang agar ummat semakin mudah memahaminya.

Sepengetahuan penulis bahwa Islam itu terdapat ajaran, tradisi dan nilai.
  1. Ajarannya yang sudah baku yang bersumber dari Al-Quran dan AsSunnah. Seperti Rukun Islam, Rukun Iman dan Ihsan.
  2. Tradisi adalah ritual buatan manusia yang asalnya bukan dari ajaran asli Islam tetapi tradisi itu disisipkan ajaran Islam di dalamnya. Sehingga tradisi itu menjadi unik dan menambah khasanah budaya dan peradaban Islam. Seperti peringatan Maulid, Isra` Mi`raj, perayaan 1 Muharram dan sebagainya.
  3. Nilai Islam adalah substansi (isi) dari ajaran Islam yang merasuk kepada segala aktivitas hidup manusia soal duniawi dan perilaku manusia itu sendiri. Sehingga menjadi identitas sebagai orang Islam. Seperti berdagang dengan jujur, memimpin dengan amanah, berakhlak mulia dan sebagainya.
Maka soal-soal hari spesial Ummat Islam itu, terbagi pada 2 golongan;
  1. Golongan hari raya. Yaitu Hari Raya Idul Fithri, Hari Raya Idul Adha, Hari Jum`at khusus muslim laki-laki. Bahkan ada yang mengatakan bahwa Gerhana Bulan dan Matahari juga termasuk hari raya ummat Islam. Dalam hal ini secara tegas ada dimasa Nabi Muhammad saw. dan dilanjutkan oleh para sahabat dan seterusnya.
  2. Golongan peringatan dan perayaan yang termasuk tradisi. Yaitu peringatan Maulid, Isra` Mi`raj, Perayaan 1 Muharram, Tasyakuran dan sebagainya.

Hendaknya ummat ini mampu membaca situasi bahwa soal toleransi itu ada batasan yang jelas. Tidak perlu terlibat pada acara "orang lain" secara langsung. Dengan membiarkan mereka saja itu sudah termasuk bagian toleransi. Dan jangan pernah latah-latahan dalam acara dan perayaan orang lain. Biarkan saja mereka mengucapkan selamat kepada kita ketika berhari raya. Dan ketika mereka berhari raya, cukup berikan saja senyum bila berpapasan terhadap mereka. Selamatkan akidah kita.

Akhirnya, penulis menegaskan bahwa untuk memudahkan pemahaman soal hari spesial ummat Islam adalah;
  1. Hari raya Ummat Islam itu ditandai dengan shalat berjama`ah 2 raka`at
  2. Peringatan dan perayaan bertujuan untuk menapak tilas peristiwa yang telah terjadi di masa lalu yang berhubungan dengan sejarah Islam dan selama tidak bertentangan dan mengandung tahayul, khurafat, dan maksiyat.
Sebagai penutup, hendaknya ummat ini mampu membaca situasi bahwa soal toleransi itu ada batasan yang jelas. Tidak perlu terlibat pada acara "orang lain" secara langsung. Dengan membiarkan mereka saja itu sudah termasuk bagian toleransi. Dan jangan pernah latah-latahan dalam acara dan perayaan orang lain. Biarkan saja mereka mengucapkan selamat kepada kita ketika berhari raya. Dan ketika mereka berhari raya, cukup berikan saja senyum bila berpapasan terhadap mereka. Selamatkan akidah kita. Wallaahu `alam bissowab.

No comments:

Post a Comment

Hijrah mengingatkan bahwa manusia itu makhluk dinamis dan bukan statis

Manusia adalah makhluk bergerak sebagaimana makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Itu makanya diberi kaki untuk berjalan, berlari dan melompat. Gun...